TEKNOLOGI SISTEM KERJA MESIN JET
Mesin jet adalah
sebuah jenis mesin pembakaran dalam menghirup udara yang sering
digunakan dalam pesawat. Prinsip seluruh mesin jet pada dasarnya sama;
mereka mempercepat massa (udara dan hasil pembakaran) ke satu arah dan
dari hukum gerak Newton ketiga mesin akan mengalami dorongan ke arah
yang berlawanan. Yang termasuk mesin jet antara lain turbojet, turbofan,
rocket, ramjet, dan pump-jet.
Tahun 1913 seorang insinyur Perancis bernama Rene Lorin, mematenkan
sebuah konsep Mesin berdaya dorong Jet. Tetapi ini ternyata barulah
sebuah teori, karena pada masa itu belum ada manufaktur atau produsen
yang mampu membuat mesin Jet yang berdasar pada teori ini, meskipun saat
ini ternyata Ram Jet (salah satu metoda mesin Jet modern) menggunakan
konsep Lorin ini.Tahun 1930 Frank Whittle dipercaya telah mematenkan
karyanya, yaitu sebuah mesin gas turbin yang menghasilkan daya dorong
Jet. Tetapi inipun masih berupa teori juga. Mesin gas turbin ini baru
selesai sebelas tahun kemudian olehnya melalui uji terbang terlebih
dahulu.Konsep mesin gas turbin bertipe Turbo Jet buatan Frank Whittle
ini kelak dipakai oleh salah satu manufaktur Mesin Jet terkemuka di
dunia yaitu Rolls-Royce Welland.
Mesin jet menghirup udara dari depan dan mengkompresinya. Udara
digabungkan dengan bahan bakar, dan dibakar. Pembakaran menambah banyak
peningkatan energi dari gas yang kemudian dibuang ke belakang mesin.
Proses ini mirip dengan siklus empat-gerak, dengan induksi, kompresi,
penyalaan, dan pembuangan terjadi secara berkelanjutan. Mesin
menghasilkan dorongan karena percepatan udara yang melaluinya; gaya yang
sama dan berlawanan yang dihasilkan adalah dorongan bagi mesin.
Mesin jet mengambil massa udara yang
relatif sedikit dan mempercepatnya dengan jumlah yang besar, di mana
sebuah pendorong mengambil massa udara secara besar dan mempercepatnya
dalam jumlah kecil. Pembuangan kecepatan tinggi dari mesin jet
membuatnya efisien pada kecepatan tinggi (terutama kecepatan supersonik)
dan ketinggian tinggi. Pada pesawat pelan dan yang membutuhkan jarak
terbang pendek, pendorong yang menggunakan turbin gas, yang umumnya
dikenal sebagai turboprop, lebih umum dan lebih efisien. Pesawat sangat
kecil biasanya menggunakan mesin piston untuk menjalankan pendorong
tetap turboprop kecil semakin lama semakin kecil dengan berkembangnya
teknologi teknik. Efisiensi pembakaran sebuah mesin jet, seperti mesin
pembakaran dalam lainnya, dipengaruhi besar oleh rasio volume udara yang
dikompresi dengan volume pembuangan. Dalam mesin turbin kompresi udara
dan bentuk “duct” yang melewati ruang pembakaran mencegah aliran balik
dari situ dan membuat pembakaran berkelanjutan dimungkinkan dan proses
pendorongan. Mesin turbojet modern modular dalam konsep dan rancangan.
Inti penghasilan-tenaga utama, sama dalam seluruh mesin jet, disebut
sebagai generator gas. Dan juga modul tambahan lainnya
seperti gearset pengurang dorongan (turboprop/turboshaft), kipas lewat,
dan “afterburner”. Jenis alat tambahan dipasang berdasarkan penggunaan
pesawat
Sejarah pengembangan mesin jet
Mesin jet sebenarnya diawali ketika
seorang insinyur Perancis, Rene Lorin pertama kali mengajukan paten bagi
mesin propulsi jetnya pada tahun 1913. Mesin yang dipatenkan adalah
mesin athodyd (aero-thermodynamic-duct) yang tidak memiliki bagian berputar atau lebih populer dengan sebutan mesin pulse jet.
Mesin tipe inilah yang kemudian dikembang dan dijadikan mesin tenaga
utama pendorong bom terbang Jerman, V-1 yang dipakai untuk mengebom
Inggris.
Sayangnya konsep mesin Lorin kurang cocok
bagi pesawat berpropulsi jet karena tidak efisien dalam kecepatan
rendah. Selanjutnya, seorang perwira Angkatan Udara Kerajaan Inggris
(Royal Air Force/RAF), Frank Whittle kemudian seorang mahasiswa
aerodinamika Universitas Gottingen, Hans von Ohain (Jerman) serta
insinyur Italia, Secondo Campini mengembangkan mesin jet yang kemudian
prinsip dan konsepnya dikenal pada masa-masa sekarang yakni menggunakan
komponen-komponen berputar seperti kompresor dan turbin. Frank Whittle
mengajukan paten pada tahun 1930 namun awalnya kurang mendapat perhatian
dari Kementerian Udara Inggris. Akibatnya, penemuan Whittle tidak
menjadi rahasia militer dan detaik konsep mesin jetnya bocor serta
dimuat di berbagai jurnal ilmiah dan teknologi 1,5 tahun kemudian. Namun
atas jasa mantan rekannya di RAFserta pembiayaan untuk pengembangan
dari O.T. Falk & Partners Ltd. maka Whittle membentuk perusahaan
Power Jets yang akhirnya berhasil mengembangkan mesin jet dan mendapat
kontrak di Angkatan Udara Inggris. Mesinnya berupa type W-1X yang
kemudian ditahun 1942 diminta lisensinya oleh Amerika Serikat. Mesin
type W-1X inilah diujicoba pertama kali pada bulan Desember 1940
kemudian dimodifikasi dan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai
tenaga dalam pesawat udara. Pesawat bermesin jet Inggris pertama kali
diterbangkan oleh pilot uji Gerry Sayer pada tanggal 15 Mei 1941 dengan
pesawat Gloster E.28/39.
Secondo Campini dari Italia membuat mesin
jet pada tahun 1933 dan bergabung dengan perancang pesawat Giavasi
Caproni membuat pesawat CC-2 bermesin jet yang terbang perdana pada
tanggal 27 Agustus 1940. Media massa Italia mencatatnya sebagai pesawat
terbang jet pertama di dunia. Hans von Ohain mendaftarkan paten
rancangan mesin jetnya pada tahun 1935. Meski kemudian mesinnya dianggap
serupa dengan konsep Whittle, namun terdapat banyak detail perbedaan
dalam mesin rancangannya. Kemudian salah seorang profesornya yang kenal
Ernst Heinkel, pemilik perusahaan industri pesawat Heinkel meminta agar
Hans von Ohain dilibatkan dalam proyek membuat mesin pesawat. Pada bulan
Maret 1937, sebuah mesin berdaya dorong 550 pon berhasil dibuatnya,
kemudian mesin berdaya dorong 1.980 pon yang kemudian dianggap kurang
berhasil serta mesin berdaya dorong 1.100 pon yang penuh modifikasi yang
kemudian dibuat untuk pesawat Heinkel He. 178 yakni mesin turbojet
HeS-3b.
Di Asia, Jepang mulai melirik mesin jet
untuk kepentingan penerbangan terutama militernya pada tahun 1937 saat
Jepang membeli mesin Brown-Boveri yang dilengkapi turbocharger
dari Swiss. Dari dasar inilah, tidak mengeherankan setelah mendapatkan
dari sekutunya, Jerman berupa rancangan pesawat tempur Messerschmicht
Me-262, Jepang mengembangkan mesin jet Ne-20 untuk mentenagai pesawat
jet tempur pertamanya Kikka, yang mirip dengan jet tempur
Jerman tersebut. Sementara Rusia/Uni Soviet disebut-sebut mendapatkan
teknologi mesin jet setelah pesawat tempur jet Jerman jatuh ketangannya,
serta bantuan dari Inggris berupa mesin jet Rolls-Royce Nene.
Mesin inilah yang dikembangkan Uni Soviet yang kemudian digunakan dalam
pesawat tempur jet MiG-15 Fagot yang dipakai dalam Perang Korea yang
berkemampuan cukup mematikan.
Amerika Serikat mendapatkan paten/lisensi
mesin jet dari Inggris rancangan Frank Whittle, W-1X. Hal ini tidak
terlepas dari peran Mayor Jenderal H.H. Arnold, Deputy Chief-of-Staff
for Air yang dikemudian memegang pimpinan US Army Air Forces dalam
Perang Dunia II, juga dikenal sebagai Bapak dari United States Air Force
(USAF) yang saat itu diundang oleh Kementrian Udara Inggris dalam
penerbangan perdana pesawat mesin jet-nya. Jendral Arnold kemudian
mendesak pemerintah segera mempercepat Amerika Serikat untuk memasuka
abad jet, tanpa ragu kemudian ia menunjuk pabrik General Elecric (GE)
untuk melakukan riset teknologinya, mengingat GE dalam riset teknologi
turbin dan pengalaman pada 1917-1941 dengan turbo-supercharger.
Mesin Turbojet Nuklir
Enam tahun setelah pemboman nuklir
pertama di Hiroshima dan Nagasaki, sebuah proyek rahasia diluncurkan
dari badan nuklir AS (Atomic Energy Commission/AEC) dan Angkatan Udara
Amerika Serikat yang pelaksanaannya ditugaskan kepada GE yang kemudian
bersekutu dengan pabrik pesawat Convair untuk mempelajari dalam kurun
waktu lima tahun apakah pesawat udara bertenaga mesin jet nuklir dapat
dibuat. GE kemudian membentuk Departemen Propulsi Nuklir (Aircraft
Nuclear Propulsion Department/ANPD) yang menangani proyek ambisius
Amerika Serikat dalam kompleks Evendale yang dijaga secara ketat untuk
menjamin kerahasiaannya. Pesaingnya Pratt & Whitney (P & W)
berkongsi dengan pabrik pesawat Lockheed (kini Lockheed Martin) tidak
ketinggalan menyelenggarakan proyek yang sama meski tidak ditunjuk
pemerintah AS.
Proyeknya diberi sandi X211 dibawah
kendali Bruno Bruckmann, seorang veteran mesin jet Jerman dalam Perang
Dunia II, juga orang kedua dalam pabrik Bavarian Motor Works (BMW) yang
membuat berbagai mesin pesawat terbang termasuk mesin jet untuk Angkatan
Udara Jerman dalam perang. Teknisi lain yang dilibatkan adalah Hans von
Ohain, ahli roket Jerman Werner von Braun dan Peter Kappus (yang
kemudian menjadi ahli mesin jet GE dan yang mengkonsep sistem lepas
landas dan mendarat secara vertikal/Vertical Take-off Landing atau
VTOL). Teknisi-teknisi Jerman tersebut dibawa ke Amerika dalam operasi
rahasia yang terkenal dengan Operation Paper Clip guna memperkuat posisi Amerika Serikat dalam bidang teknologi dalam menghadapi Perang Dingin dengan Uni Soviet.
Mesin X211, yang kemudian merupakan mesin
raksasa ini, memiliki konsep yang sederhana, yakni mesin turbin gas
yang terdiri dari dua mesin dipadukan dalam satu sumber reaktor nuklir
yang dilengkapi dengan variable stator compressor. Kemudian pada dasarnya adalah mesin turbojet dengan afterburner.
Panjang mesin ini adalah 41 kaki (sekitar 12 meter) dengan afterburner
yang dapat menghimpun tenaga dorong sebesar 34.600 pound. Baik pabrik
GE/Convair dan P & W/Lockheed butuh waktu untuk mengembangkan mesin
jet nuklir ini, terutama sekali segi keamanan radiasi nuklir yang
mungkin ditimbulkannya. Sehingga menjelang tutup tahun 1956 pun belum
bisa menyodorkan data apakah memungkinkan atau tidak mesin tersebut
dapat mentenagai pembom WS-125.
Beberapa Metoda Daya Dorong Jet
Semua jenis mesin Jet sebetulnya sama.
Yaitu sama-sama dihasilkan dari bahan bakar dicampur udara yang telah
dimampatkan lalu dibakar, sehingga menghasilkan energi berupa daya
dorong untuk terbang. Perbedaannya hanyalah pada “cara memasak” bahan
bakar plus udara dan pembakarannya saja. Cara memasak diatas disebut
Metoda. Bebe*rapa Metoda itu adalah Ram Jet,Pulse Jet,Rocket,Gas
Turbine,Turbo/Ram Jet atau Turbo Rocket.
Masing masing metoda daya do*rong Jet
diatas memiliki keunggulan dan kekurangan sendiri-sendiri.Tergantung
tujuan dan keperluan penggunaannya. Untuk kepentingan pesawat terbang
militer tentunya berbeda dengan kepentingan pesawat komersial.Pesawat
Jet militer (fighting aircraft) membutuhkan karakteristik mesin Jet yang
tangguh, lincah, fleksibel, dan bertenaga besar untuk mengejar dan
memburu lawannya, sekaligus berkelit dari incaran lawan. Sementara itu,
pesawat Jet komersial (Jetliner) memerlukan mesin Jet yang dapat
diandalkan pada beberapa keadaan cuaca yang terkadang buruk, mudah
dioperasikan saat keadaan abnormal apalagi darurat, irit bahan bakar,
biaya perawatan yang murah dan mudah, disamping memiliki kemampuan
menanjak yang optimum. Dalam hal ini pilihan tentang jenis atau metoda
mesin Jet se*perti diatas menjadi sangat penting.
Sistem – sistem yang bekerja pada sebuah pesawat terbang
Tentunya dua gaya itu harus lebih besar dari dua gaya “lawannya”, yaitu gaya berat (weight) dan hambatan(drag). Seiring berjalannya waktu, mesin berbaling-baling dirasakan tidak mencukupi lagi kebutuhan manusia untuk dapat menikmati pesawat terbang. Hal ini disebabkan pesawat berbaling-baling (Propelled Aircraft) memiliki keterbatasan dalam hal ketinggian jelajah, pemborosan bahan bakar, jarak tempuh, serta waktu tempuh penerbangan. Para insinyur penerbangan ingin membuat pesawat terbang yang mampu menjelajah pada ketinggian yang optimal sekaligus menghemat bahan bakar, memanfaatkan massa udara yang sedikit untuk dimampatkan lalu menghasilkan daya dorong yang spektakuler, serta mampu menempuh jarak yang cukup jauh dengan waktu tempuh yang pendek. Terdengar hampir mustahil memang. Namun, para insinyur pe*nerbangan bersungguh-sungguh ingin mewujudkan keinginan itu. Untuk memenuhi “ambisi” ini, maka dibuatlah mesin Jet.
Perkembangan teknologi mesin jet
Mesin jet atau yang juga dikenal sebagai
mesin turbin gas juga dikembangkan tidak hanya untuk pesawat terbang
tetapi juga untuk kapal dan di darat untuk kendaraan terutama kendaraan
berat seperti tank dan mesin-mesin pembangkit listrik dan mesin untuk
industri. Ada empat jenis mesin turbojet antara lain mesin turbojet dan
turbofan yakni mesin yang tenaganya diperoleh dari reaksi yang didapat
dari daya dorong semburan jet-nya. Jenis yang lain adalah turboprop dan
turboshaft yang bekerja dengan prinsip lain yakni energi dari gas
panasnya digunakan untuk memutar/menggerakkan turbin yang dihubungkan
dengan baling-baling atau dikenal juga dengan sebutan power output shaft.
Mesin rekasi jet sederhana kemudian dikembangkan menjadi twin-spool low by pass ratio turbojet. Kini dari turbojet low by-pass ratio, berkembang menjadi triple-spool front fan high by-pass ratio turbojet atau lebih dikenal sebagai high bypass turbofan dan fanjet. Masih berupa konsep adalah mesin prop-fan dan UDF (unducted fan) dan contra rotating-fan.
Mesin turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai
untuk pesawat-pesawat berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah
mesin Rolls-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde.
Versi lain adalah mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000 hp
(daya kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk menggerakkan
kapal perang modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan operasi
berkecepatan tinggi.
Mesin Turbofan
Mesin Turbofan adalah mesin yang umum
dari turunan mesin-mesin turbin gas untuk menggerakkan pesawat terbang
baik komersial maupun pesawat tempur. Mesin ini sebenarnya adalah sebuah
mesin by-pass dimana sebagian dari udara dipadatkan dan
disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya dengan kepadatan
rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang pembakaran. Sekaligus
udara tersebut berfungsi untuk mendinginkan suhu ruang pembakaran. Udara
yang di by-pass ini ada yang dicampur dengan udara panas pembakaran
pada turbin bagian belakang seperti pada mesin Rolls-Royce Spey yang
digunakan pada pesawat Fokker F-28. Ada pula yang disalurkan dengan
pipa-pipa halus ke atmosfer. Mesin yang menggunakan type ini contohnya
adalah mesin RB211 yang digunakan pada pesawat Boeing B 747 dan GE
CF6-80C2 yang digunakan pada pesawat DC-10 serta P &W JT 9D.
Beberapa mesin yang menggunakan jenis
mesin turbofan adalah Rolls-Royce Tay pada pesawat Fokker F-100 (yang
dijuluki mesin fanjet), mesin Adour Mk871 yang digunakan pada pesawat
tempur type Hawk Mk 100 dan Hawk Mk 200, pesawat tempur Jaguar dan
Mitsubishi F-1 yang digunakan AU Jepang. Kemudian mesin high by-pass
turbofan yang diterapkan pada mesin CFM56-5C2 yang dipakai oleh pesawat
Airbus A340 dan mesin CFM56-3 yang dipakai pada Boeing B-737 serie 300,
400 dan 500 yang merupakan produk bersama antara GE dengan SNECMA dari
Perancis. Pada pesawat militer, mesin turbofan yang diterapkan antara
lain adalah mesin TF39-1C yang dipakai pada pesawat angkut raksasa C-5
Galaxy, kemudian GE F110 yang dipakai pada F-16, GE F118 yang bertype non-augmented turbofan yang diterapkan pada pesawat pembom stealth Northrop-Grumman B-2 dan pembom B-1 dengan mesin non augmented turbofan GE F101.
Mesin Turboprop
Mesin Turboprop adalah mesin turbojet
dengan turbin tambahan yang dirancang sedemikian rupa untuk menyerap
semburan sisa bahan bakar yang sebelumnya menggerakkan kompresor. Pada
prakteknya selalu ada sisa semburan gas dan sisa inilah yang dipakai
untuk mengerakkan turbin yang dihubungkan ke reduction gear,
biasanya terletak di bagian mesin, memutar baling-baling. Jenis mesin
ini irit bahan bakar untuk pesawat berkecepatan rendah/sedang dan
terbang rendah (400 mil per jam/30.000 kaki). Melalui teknologi maju,
selain irit juga menghasilkan tingkat kebisingan yang rendah dan mampu
meluncurkan pesawat degnan kecepatan 400 mil per jam.
Contoh mesin turboprop yang populer
adalah mesin Rolls-Royce Dart yang dipakai pada pesawat Britih Aerospace
atau BAe (dulu Hawker Siddeley) HS-748 dan Fokker F-27. Kemudian mesin
Rolls-Royce Tyne yang digunakan pada pesawat jenis Transall C-160 dan
BAe Vanguard. Mesin jenis ini tenaganya diukur dengan total equivalent horsepower (tehp) atau kilowatt(kW)-shaft horsepower
(shp) plus sisa daya dorong. Sebagai contoh, mesin Tyne dengan take-off
power 4.985 tehp (3.720 kW) sampai 6.100 tehp (4.550 kW) merupakan
mesin turpboprop yang paling kuat dan irit bahan bakar.
MESIN TURBOJET
Pengembangan mesin penggerak pesawat
(Engine) mengalami kemajuan sangat pesat dengan dikembangkannya mesin
jenis turbojet , di mana propeller yang berfungsi untuk menghisap udara
dan menghasilkan gaya dorong digantikan dengan kompresor bertekanan
tinggi yang tertutup casing, mesin menyatu dengan ruang bakar dan turbin
engine. Dari gambar di bawah terlihat bagian-bagian dari mesin turbo
jet, yang terdiri dari air inlet (saluran udara), sirip compressor rotor
dan stator, saluran bahan bakar (Fuel inlet), ruang pembakaran
(combuster chamber), turbin dan saluran gas buang (exhaust). Tenaga gaya
dorong ( Thrust ) 100 % di hasilkan oleh exhaust jet thrust. Mesin
turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai untuk
pesawat-pesawat berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah mesin
Roll-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde. Jenis lain
adalah mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000 hp (daya kuda
atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk menggerakkan kapal perang
modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan operasi berkecepatan tinggi.
Mesin RAMJET
Ramjet merupakan suatu jenis mesin (engine) dimana apabila campuran bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan, dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan menghasilkan suatu dorongan (Thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran,yang mana berfungsi untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan meningkatkan suhu pada combustor.
Technology ram jet ini umumnya dikembangkan pada roket / pesawat ulang alik. Pesawat tanpa awak X-43A ini memanfaatkan mesin scramjet yang di masa mendatang akan dipakai juga pada pesawat ulang alik. Adapun keistimewaan dari x-434 ini adalah digunakannya mesin scramjet (supersonic combustible ramjet). Scramjet menggunakan teknologi baru yang membakar hidrogen bersama dengan oksigen yang diambil dari udara. Oksigen tersebut dihisap dan dipancarkan lagi dengan kecepatan sangat tinggi.
Ramjet merupakan suatu jenis mesin (engine) dimana apabila campuran bahan bakar dan udara yang dipercikkan api akan terjadi suatu ledakan, dan apabila ledakan tersebut terjadi secara kontinyu maka akan menghasilkan suatu dorongan (Thrust). Mesin Ramjet terbagi atas empat bagian, yaitu: saluran masuk (nosel divergen) bagian untuk aliran udara masuk, ruang campuran merupakan ruang campuran antara udara dan bahan bakar supaya bercampur secara sempurna, combustor merupakan ruang pembakaran yang dilengkapi dengan membran,yang mana berfungsi untuk mencegah tekanan balik, saluran keluar (nosel konvergen) yang berfungsi untuk memfokuskan aliran thrust, menahan panas dan meningkatkan suhu pada combustor.
Technology ram jet ini umumnya dikembangkan pada roket / pesawat ulang alik. Pesawat tanpa awak X-43A ini memanfaatkan mesin scramjet yang di masa mendatang akan dipakai juga pada pesawat ulang alik. Adapun keistimewaan dari x-434 ini adalah digunakannya mesin scramjet (supersonic combustible ramjet). Scramjet menggunakan teknologi baru yang membakar hidrogen bersama dengan oksigen yang diambil dari udara. Oksigen tersebut dihisap dan dipancarkan lagi dengan kecepatan sangat tinggi.
Mesin Turboshaft
Mesin Turboshaft sebenarnya adalah mesin turboprop tanpa baling-baling. Power turbin-nya dihubungkan langsung dengan reduction gearbox
atau ke sebuah shaft (sumbu) sehingga tenaganya diukur dalam shaft
horsepower (shp) atau kilowatt (kW). Jenis mesin ini umumnya digunakan
untuk menggerakkan helikopter, yakni menggerakan rotor utama maupun
rotor ekor (tail rotor) selain itu juga digunakan dalam sektor industri
dan maritim termask untuk pembangkit listrik, stasiun pompa gas dan
minyak, hovercraft, dan kapal. Contoh mesin ini adalah GEM/RR 1004
bertenaga 900 shp yang diterapkan pada helikopter type Lynx dan mesin
Gnome 1.660 shp (1.238 kW) pada helikopter Sea King. Sedangkan versi
Industri lain adalah mesin pembangkit listrik 25-30 MW Rolls-Royce RB211
dengan 35.000-40.000 shp. Contoh lain adalah mesin GE T64 yang dipakai
pada helikopter Sikorsy CH-53, pesawat amfibi Shin Meiwa PS-1, G-222
Aeritalia-pesaing CN-235 dan helikopter Lockheed AH-56A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar