Moda Transportasi |
---|
Pendahuluan |
Moda Transportasi/Sejarah transportasi • Moda Transportasi/Ragam moda transportasi |
Jenis-jenis moda transportasi |
Moda Transportasi/Moda Transportasi Jalan • Moda Transportasi/Moda Transportasi Kereta Api • Moda Transportasi/Moda Transportasi Laut • Moda Transportasi/Moda Transportasi Udara • Moda Transportasi/Transportasi Pipa |
Transportasi Multi Moda |
Moda Transportasi/Pengertian Multi Moda • Moda Transportasi/Sistem Multi Moda • Moda Transportasi/Moda angkutan multimoda |
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat
perlahan, berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang
sebenarnya diawali dengan perjalan jarak jauh berjalan kaki pada jaman
paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki juga
dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak
bisa diangkat oleh manusia[1]
dan penggunaan rakit di sungai. Beberapa rekaman mengenai transportasi
terekam dalam relief yang dipahat dibatu pada daerah Mesir Kuno dan
daerah sekitarnya seperti ditunjukkan dalam gambar.
Daftar isi |
Perkembangan transportasi sebelum industrialisasi
Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun
sebelum masehi yang digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu
barang. Pada tabel[2][3]
berikut ditunjukkan perkembangan didalam transportasi dari jaman ke
jaman. Tetapi sebelumnya tentu ada pergerakan manusia ke Benua Australia
yang diperkirakan terjadi 40.000 sampai 45.000 tahun yang lalu
menggunakan suatu bentuk transportasi maritim.
Tahun | Temuan |
---|---|
3500 SM | Penemuan roda, sebagai cikal bakal transportasi modern |
3500 SM | Kapal pertama sekali dikembangkan |
2000 SM | Kuda digunakan oleh manusia untuk transportasi |
770 | Sepatu kuda digunakan untuk pertama sekali |
1492 | Leonardo Davinsi membuat lebih dari 100 gambar rancangan pesawat terbang |
1620 | Cornelis Drebbel membuat kapal selam pertama |
1662 | Blaise Pascal menciptakan bus angkutan umum pertama yang ditarik kuda melayanai trayek tetap, berjadwal dan penerapan sistem tarif |
1769 | Mobil pertama yang digerakkan dengan mesin uap |
1783 | Kapal uap praktis pertama dikembangkan oleh Marquis Claude Francois de Jouffroy d'Abbans - yang menggunakan roda kayuh |
1790 | Sepeda pertama sekali ditemukan dan digunakan |
Dari gambaran diatas jelas terlihat dalam kehidupan manusia kuda[4]
merupakan salah satu moda transportasi yang paling penting, dan
penggunaannya masih tetap saja masih kita lihat dalam kehidupan modern
kita. Kuda banyak tercatat dalam sejarah dalam bentuk tunggangan ataupun
kereta kuda yang banyak ditemukan dalam relief-relif yang merupakan
fakta sejarah.
Perkembangan Transportasi setelah jaman industrialisasi
Perkembangan transportasi setelah jaman industrialisasi berjalan
dengan sangat cepat, inovasi berkembang sangat cepat demikian juga
penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat, dimulai dengan
penerapan mesin uap untuk angkutan kereta api dan kapal laut, kemudian
disusul dengan ditemukannya mesin dengan pembakaran dalam. Penemuan
selanjutnya yang sangat mempengaruhi sistem transportasi adalah dengan
dikembangkannya mesin turbin gas, yang kemudian menjadi turbo jet yang
digunakan pada pesawat terbang. Di transportasi laut penemuan yang
spectakuler adalah dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak
digunakan untuk kapal selam. Pada Tabel berikut ditunjukkan perkembangan
sistem transportasi[5][6].
Tahun | Temuan |
---|---|
1801 | Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard Trevithick yang kemudian disempurnakan oleh George Stephensen |
1858 | Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang digerakkan dengan mesin dengan pembakaran dalam |
1867 | Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan bakar |
1879 | Werner von Siemens merancang dan mengembangkan kereta api listrik yang pertama |
1885 | Bens membuat kendaraan produksi pertama |
1899 | Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon udara pertama |
1903 | Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara membuat penerbangan pertama |
1908 | Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan untuk pembuatan mobil secara massal |
1926 | Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan |
1932 | Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas Hambatan pertama |
1939 | Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang dibuat Hans von Ohain ditahun 1936 |
1942 | Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor Sikorsky |
1947 | Pesawat supersonik pertama dterbangkan |
1953 | Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama diluncurkan |
Permasalahan yang kemudian timbul dengan perkembangan transportasi
diera industrialisasi adalah jumlah penggunaan energy yang luar biasa
dimana hampir seluruh moda angkutan menggunakan energi fosil. Pembakaran
energi fosil pada transportasi modern pada gilirannya akan mengeluarkan
emisi gas buang dimana sebagian besar dari emisi gas buang tersebut
berupa gas rumah kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan
global. Oleh karena itu belakangan ini diupayakan untuk mencari enerji
alternatif yang tidak mencemari lingkungan, mengalihkan transportasi
kepada transportasi yang ramah lingkungan.
Transportasi udara baru berkembang pada zaman industrialisasi dimana
tercatat dalam sejarah Orville and Wilbur Wright pada tanggal 17
Desember 1903, berhasil membuat penerbangan pertama, perkembangan
transportasi udara kemudian berkembang pesat, dan sekarang ini digunakan
untuk transportasi jarak menengah dan panjang. Keunggulah utama
transportasi udara adalah kecepatan tinggi, sehingga waktu
bertransportasi menjadi lebih pendek, namun biaya dan penggunaan bahan
bakarnya tinggi sehingga hanya feasible untuk penumpang dan barang
dengan nilai tinggi ataupun dibutuhkan dalam waktu yang cepat.
Sejarah Kendaraan bermotor di Indonesia[7]
Mobil
Kendaraan bermotor pertama hadir di Indonesia (Hindia Belanda) tahun
1893. Orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di Indonesia adalah
orang Inggris, John C Potter, yang bekerja sebagai Masinis Pertama di
Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur. Potter memesan langsung
sepeda motornya ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmuller, di Muenchen,
Jerman. Potter pun satu-satunya orang yang menggunakan kendaraan
bermotor di Indonesia pada saat itu.
Industri otomotif Indonesia dimulai tahun 1920 ketika General Motors
(GM) mendirikan pabrik perakitan Chevrolet di Tanjoeng Priok (halaman
89), lalu pada tahun 1955, Pemerintah Indonesia mendatangkan mobil dari
luar negeri untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Gedung
Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 18-24 April. Mobil-mobil itu adalah
Plymouth Belvedere, Opel Kapitan, dan Opel Kadett.
Toyota Kijang bak terbuka dipamerkan di paviliun Toyota di arena
Jakarta Fair pada tahun 1975, dan Toyota Kijang generasi pertama
diluncurkan tahun 1977, bertahan hingga empat tahun. Pada tahun 1981,
lahir pula Toyota Kijang generasi kedua, dan pada tahun 1986 lahir
Toyota Kijang generasi ketiga, sedangkan Toyota Kijang generasi keempat
muncul tahun 1996.
Sepeda motor[9]
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil
pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia.
Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di Indonesia yang
menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal yang menarik apabila
kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut. Sedang sepeda
motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh
Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach tetapi belum dijual untuk umum.
Tahun 1893, sepeda motor pertama yang dijual untuk umum dibuat oleh
pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk
menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva
saat itu juga dipesan dan digunakan pada merk motor lain sebelum bisa
membuat mesin sendiri, diantaranya adalah Ariel Motorcycles di Inggris.
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di
Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal
Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra
International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan
komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock
down). Pabrik sepeda motor Yamaha mulai beroperasi di Indonesia sekitar
tahun 1969, sebagai suatu usaha perakitan saja, semua komponen
didatangkan dari Jepang, baru pada tanggal 6 Juli tahun 1974 berdiri
secara resmi PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Sejarah Pelayaran di Indonesia
Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad
yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an.
Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi
pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu
untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok
yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan
memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri
Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan
Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal diterjang
gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa Ara,
Tanah Beru dan Lemo-lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut kemudian
merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian dinamakan
Pinisi.
Perusahaan pelayaran pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890
oleh pemerintah colonial Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM
(Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan merupakn satu-satunya
perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak mnopoli di Bidang
pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi
pemerintahsampai batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran saat
itu.
Sejarah berdirinya PT PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan
Umum tanggal 5 September 1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan
Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA).
Latar belakang pendirian Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan
pemerintah Belanda atas permintaan Indonesia untuk mengubah status
maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di Indonesia, N.V. K.P.M
(Koninklijke Paketvaart Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam
menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan
bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua
permintaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800
DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar berdampingan dengan armada KPM
yang telah berpengalaman lebih dari setengah abad. Persaingan
benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena armada KPM selain telah
berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki
kontrak-kontrak monopoli.
Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan Pepuska resmi dibubarkan. Pada
saat yang sama didirikanlah PT PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No.
A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia
No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur Pertamanya
diangkatlah R. Ma'moen Soemadipraja (1952-1955).
Sejarah Penerbangan di Indonesia[10]
Pesawat terbang jenis Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan
kapal laut. 18 Maret 1911 Gijs Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan
pesawat tersebut terbang di Pasar Turi Surabaya, menjadi penerbangan
pesawat bermotor pertama di Indonesia. Demonstrasinya dilanjutkan ke
Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu kemudian Batavia dan Solo
menyusul.
Jan Hilgers (Orang Belanda keturunan Indonesia) mendemonstrasikan
pesawat Fokker Skin terbang di Surabaya. P.A Koezminski (orang Rusia)
juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot XIa terbang di Batavia. Keduanya
melanjutkan demonstrasi di Semarang. Fokker Skin jatuh di Semarang 2
Maret 1913, kecelakaan pesawat terbang pertama di Indonesia. Jan Hilgers
selamat. Beberapa penerbangannnya tidak mulus, tidak cocok dgn iklim
tropis di Indonesia:
Melihat adanya prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun
militer di Indonesia, maka pada tanggal 1 Oktober 1924 sebuah pesawat
jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan Belanda mencoba melakukan
penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang
Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu
selama 55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia
dan berhasil mendarat di Cililitan yang sekarang dikenal dengan Bandar
Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tanggal 1 November 1928 di Belanda telah berdiri sebuah
perusahaan patungan KNILM (Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart
Maatschappij) yang terbentuk atas kejasama Deli Maatschappij,
Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia Belanda dan
perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di
Indonesia. Dengan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM
membuka rute penerbangan tetap Batavia-bandung sekali seminggu dan
selanjutnya membuka rute Batavia-Surabaya (pp) dengan transit di
Semarang sekali setiap hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan
pesawat udara yang lebih besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota,
rute penerbangan pun bertambah yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan
bahkan sampai ke Singapura seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan pertama Belanda ke Jakarta, masih
diperlukan lima tahun lagi untuk dapat memulai penerbangan berjadwal.
Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan penerbangan KLM
(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat Fokker F-78
bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian pada
tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12
dan Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut
penumpang.
Pada tanggal 25 Desember 1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM
menghadap dan melapor kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta bahwa KLM
Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan
hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden memberi nama
bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari
Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu. Menanggapi hal
tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari
sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto
Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn
vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung
milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas
kepulauanmu") Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan
bersejarah pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair
yang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta
untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS)
dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways, pemberian Presiden
Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Sejarah Perkeretaapian di Indonesia[11]
Perjalanan panjang kereta api di Indonesia dimulai dari jaman
penjajahan Belanda Tahun 1840 sampai dengan saat ini 2010, kita rasakan
bersama belum mencapai pada tahap yang membanggakan. Infrastruktur yang
beroperasi semakin lama semakin turun jumlah maupun kualitasnya dan
belum pernah ada upaya untuk melakukan modernisasi. Hal ini secara
signifikan menyebabkan penurunan peran dari moda ini dalam konteks
penyelenggaraan transportasi nasional. Padahal dari sisi efisiensi
energi dan rendahnya polutan (karbon) yang dihasilkan, moda kereta api
sangat unggul dibandingkan dengan moda yang lain. Artinya jika
diselenggarakan dengan baik dan tepat, moda ini pasti mampu menjadi
leading transportation mode khususnya sebagai pembentuk kerangka atau
lintas utama transportasi nasional.
Secara historis penyelenggaraan kereta api dimulai sejak zaman
Pemerintah kolonial Hindia Belanda (1840-1942), kemudian dilanjutkan
pada masa penjajahan Jepang (1942- 1945) dan setelah itu diselenggarakan
oleh Pemerintah Indonesia (1945 – sekarang). Pada pasca Proklamasi
Kemerdekaan (1945-1949) setelah terbentuknya Djawatan Kereta Api
Republik Indonesia (DKARI) pada tanggal 28 September 1945 masih terdapat
beberapa perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam SS/VS
(Staatsspoorwagen/Vereningde Spoorwagenbedrijf atau gabungan perusahaan
kereta api pemerintah dan swasta Belanda) yang ada di Pulau Jawa dan DSM
(Deli Spoorweg Maatschappij) yang ada di Sumatera Utara, masih
menghendaki untuk beroperasi di Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33
ayat (2), angkutan kereta api dikategorikan sebagai cabang produksi
penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak, oleh karena
itu pengusahaan angkutan kereta api harus dikuasai negara. Maka pada
tanggal 1 Januari 1950 dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA) yang
merupakan gabungan DKARI dan SS/VS.
Pada tanggal 25 Mei 1963 terjadi perubahan status DKA menjadi
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan PP No. 22 Tahun 1963.
Pada tahun 1971 berdasarkan PP No. 61 Tahun 1971 terjadi pengalihan
bentuk usaha PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan PP No. 57 tahun 1990, PJKA
beralih bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan
terakhir pada tahun 1998 berdasarkan PP No. 12 Tahun 1998, Perumka
beralih bentuk menjadi PT.KA (Persero). Dalam perjalanannya PT. KA
(Persero) guna memberikan layanan yang lebih baik pada angkutan kereta
api komuter, telah menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek)
serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang membentuk anak
perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek berdasarkan Inpres No. 5 tahun
2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.
Dari sejarah transformasi kelembagaan, dapat disarikan bahwa
penyelenggaraan perkeretaapian dimulai dari swasta (pada jaman Belanda),
nasionalisasi republik, perusahaan negara (BUMN), dan sekarang dengan
regulasi yang mendorong keterlibatan swasta dalam penyelenggaraan
infrastruktur (Perpres No. 67 Tahun 2005), perkeretaapian diarahkan
untuk dapat diselenggarakan oleh swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar